Dalam rangka merayakan Milad Muhammadiyah ke-112, PCM Kalasan menggelar pengajian akbar di Lapangan Bayen, Purwomartani dengan menghadirkan narasumber Drs. H. Harjaka, M.Pd. yang juga Ketua PDM Sleman. Ribuan jamaah muslimin muslimat warga Muhammadiyah Kalasan berbondong-bondong memenuhi lapangan untuk mengikuti pengajian meskipun dari sejak Subuh hujan turun mengguyur Kalasan. Alhamdulillah cuaca mulai cerah saat dimulainya pengajian, pukul 06.00 pagi.
Perayaan Milad Muhammadiyah ke-112 di lingkungan PCM Kalasan mengusung tema “Memakmurkan untuk Semua.” Sesuai dengan tema itu, PCM Kalasan mengucurkan bantuan dana untuk mendukung kegiatan-kegiatan Ortom di bawah pembinaan PCM Kalasan, seperti: PCA, PCNA, PCPM, HW, dan TS masing-masing sebesar Rp1.500.000,00. Kemudian, diserahkan pula bantuan uang pembinaan untuk PRM Unggul di Kalasan yang tahun ini diraih oleh PRM Purwomartani Selatan.
Ketua PCM Kalasan, H. Sunandar, S.Psi., dalam sambutannya menjelaskan bahwa PCM Kalasan berkomitmen untuk menghadirkan kemakmuran untuk semua sebagai bagian dari dakwah amar makruf nahi munkar di wilayah Kapanewon Kalasan. Karena itu, Sunandar berharap seluruh Ortom, AUM, dan PRM senantiasa berkolaborasi untuk mengembangkan dakwah yang memakmurkan yang secara nyata dirasakan oleh umat.

Pengajian akbar kali ini menjadi sangat meriah karena adanya penampilan dari para siswa Muhammadiyah Kalasan di berbagai jenjang. Sebagai pembuka penampilan yaitu pembacaan ayat-ayat suci Alquran oleh Fadzil Dzima R., siswa kelas 6 SD Muhammadiyah Kadisoka. Kemudian disusul penampilan dari anak-anak TK ABA Sukoharjo, Purwomartani yang menyanyikan Lagu-lagu: Indonesia Raya, Sang Surya, Mars Aisiyah, Mars TK ABA versi lama dan baru. Anak-anak calon kader Muhammadiyah Kalasan asuhan Ibu Yuni Lestari (KS), Ibu Jumiyati, Ibu Sumadiyana, Ibu Eri Saputri, Ibu Trimani, Ibu Sri Wahyuni, dan Ibu Ekasari Putri itu dengan penuh percaya diri menyanyikan lagu cukup merdu dan mendapat tepuk tangan meriah dari para hadirin. Selanjutnya, anak-anak TK ABA Kenaji, Tamanmartani asuhan Ibu Anjar Sidi Melawati (KS) dan Ibu Sosi Arista menampilkan Gerak dan Lagu “Ayo Sholat”. SMP Muhammadiyah 2 Kalasan menampilkan Tari Angguk Jos oleh Nisa, Prias, dan Aza, ketiganya kelas 8, di bawah asuhan Ibu Nukomi, guru Seni Tari Muhaka. SMP Muhammadiyah 1 Kalasan menampilkan Tari Nirmala yang diperankan oleh Feli dan Gisel Kelas 8 asuhan Ibu Esta. SMA Muhammadiyah Kalasan menampilakan pertunjukan Tari Rara Ngigel oleh Safira dan Kinanti Kelas X di bawah asuhan Ibu Ratih Dwi Anjani.
Drs. H. Harjaka, M.Pd., selaku narasumber, pada awal pemaparannya sempat mengapresiasi tarian “Nirmala” bahwa tarian tersebut menggambarkan siklus hidup manusia dari lahir hingga meninggal dunia yang dalam budaya Jawa disimbolisasikan dalam nama-nama tembang macapat, dimulai dari tembang mijil (kelahiran), kinanthi (dalam asuhan), sinom (muda), asmarandana (kasmaran), gambuh (sudah jumbuh dari kedua hati laki-laki dan perempuan dan keluarga, dandang gula (kehidupan keluarga muda yang menyenangkan), maskumambang (mulai timbul masalah), durma (kehidupan yang penuh tantangan), pangkur (sudah mungkur kadonyan), megatruh (mati), dan pucung dikafani/ dipocong).
Selanjutnya Harjaka, yang pernah menjadi Guru Bahasa Jawa itu menegaskan pentingnya Muhammadiyah menghadirkan dakwah yang memakmurkan secara nyata di masyarakat. Menurutnya, kemakmuran tidak hanya semata diukur secara ekonomi, tetapi juga bisa dilihat dari ketaqwaannya atau tingkat keimanan masyarakat dari dakwah Muhammadiyah. Harjaka mengutip pendapat Imam Sahal yang pada intinya, iman itu mencakup niat, amal perbuatan, dan kesesuaiannya dengan sunnah. Selanjutnya menurut Imam Sahal, jika ada orang yang mengaku iman, tetapi tidak mengamalkannya ia tergolong munafik. Jika ada orang yang mengaku iman, sudah mengerjakan/ mengamalkan, tetapi tidak diniati karena Allah, maka ia tergolong kufur. Sementara, jika ada orang yang beriman, sudah mengamalkan, diniati karena Allah, tetapi tidak sesuai dengan sunnah, maka amalannya tergolong bid’ah.
Harjaka menekankan pentingnya warga Muhammadiyah senantiasa mengharap petunjuk Allah agar dalam mengembangkan dakwah Islam yang mampu menghadirkan kemakmuran dengan petunjuk dan tuntunan Allah dan Rasulullah. Menurutnya, ada 4 jenis petunjuk Allah, yang meliputi: (1) Taufik, yakni petunjuk Allah tentang kebaikan; (2) Hidayah, yaitu petunjuk Allah tentang kebenaran agama, yakni jalan yang lurus; (3) Maunah, yakni petunjuk Allah berupa pertolongan Allah sebagai solusi terhadap permasalahan hidupnya; dan (4) Inayah, yaitu petunjuk Allah sehingga kita merasa cukup atas segala pemberian Allah.
Setelah pengajian akbar berakhir, diserahkan hadiah dan doorprize yang menarik. Salah satu doorprize diberikan kepada peserta pengajian yang berusia tertua yang diterima oleh Bapak Darimin, warga Bayen, Purwomartani, yang pada saat pengajian berusia 87 tahun. Pak Darimin merasa senang dengan bingkisan yang diberikan oleh PCM Kalasan. (H. Sarno R Sudibyo, M.Pd./MPI PCM Kalasan).