Kaum terdidik telah banyak mewarnai ruang publik, mulai dari lulusan dalam maupun luar negeri. Alumni pendidikan barat ataupun Timur tengah, semua sudah ada di tengah-tengah kita. Hanya saja, ada satu celah yang masih menjadi sisi keprihatinan kita semua, yaitu bagaimana menguatkan dan meningkatkan aspek moral, etika atau akhlak! Sebab, kita masih banyak menjumpai adanya fenomena yang ironis dan menyedihkan di tengah masyarakat. Padahal katanya sudah maju, terdidik atau berperadaban.
Di balik semua kemudah teknologi ini, ada tantangan besar yang kita hadapi, yaitu hilangnya adab dalam berinteraksi, belajar, dan bermasyarakat. Islam mengajarkan bahwa adab adalah fondasi ilmu. Imam Malik rahimahullah berkata kepada muridnya : Wahai putra saudaraku belajarlah adab sebelum engkau belajar ilmu
Adab merupakan cermin dari keimanan. Tanpa adab, ilmu yang tinggi sekalipun dapat membawa kerusakan, sebagaimana teknologi tanpa etika dapat merusak generasi.
Bagaimana menghadirkan pendidikan adab di era teknologi? Ada beberapa langkah yang perlu kita ambil:
- Menanamkan adab sejak dini di rumah. Rumah adalah tempat belajar pertama. Jadikan rumah sebagai “madrasah adab”, tempat anak merasa aman, didengar, dan diarahkan. Orang tua harus menjadi teladan dalam berkata dan berperilaku, baik di dunia nyata maupun di dunia digital. Anak-anak lebih banyak meniru daripada mendengar.
- Pentingnya keteladanan dari para guru/pendidik. Dalam dunia pendidikan, aspek akhlak, adab atau budi pekerti menjadi unsur yang paling penting, dan lebih penting daripada ilmu itu sendiri. Sehingga berlaku kaidah hukum yang disepakati para ulama, yaitu: adab sebelum ilmu. Artinya seorang murid harus belajar adab terlebih dahulu sebelum mencari ilmu. Seorang guru harus memiliki adab sebelum menyampaikan ilmu. Bahkan seorang murid belajar adab terlebih dahulu terhadap gurunya sebelum belajar ilmu.
Kalau seseorang ingin mendapatkan ilmu yang bermanfaat, ilmu yang banyak, dan melimpah, maka berlajarlah adab sebelum ilmu. Begitu perhatiannya para ulama salaf pada masalah adab dan akhlak. Mereka pun mengarahkan murid-muridnya mempelajari adab sebelum menggeluti suatu bidang ilmu. Kenapa sampai para ulama mendahulukan mempelajari adab? Yusuf bin Al Husain berkata: Dengan mempelajari adab, maka engkau jadi mudah memahami ilmu, dengan ilmu amalan menjadi benar, dengan amalan engkau akan meraih hikmah. - Mengajarkan adab menggunakan teknologi. Di era digital ini mengajarkan adab dalam menggunakan teknologi sangat penting, karena gawai, internet, dan media sosial sudah menjadi bagian hidup sehari-hari, bahkan bagi anak-anak. Kalau tidak diarahkan dengan adab, teknologi justru bisa merusak manusia. Awasi konten yang mereka akses, serta dampingi saat mereka menonton atau bermain gadget. Ajarkan nilai Islami saat menonton film atau membaca buku. Selain itu, dorong anak untuk bergaul dengan teman-teman yang baik adabnya.
Teknologi itu netral. Bisa menjadi amal jariyah kalau dipakai dengan adab, tapi bisa menjadi pintu dosa kalau digunakan sembarangan. Karena itu, pendidikan adab digital harus ditanamkan sejak kecil oleh orang tua dan guru.
Penjelasan secara terperinci terkait hal tersebut dapat dilihat dalam materi Khotbah / Khutbah Jum’at di bawah ini
Sumber : Group Whatsapp Majelis Tabligh PDM Bantul